Teruntuk bintang yang selalu menyala terang di hatiku,
Satu-satunya bintang, dan satu-satunya alasan atas setiap tangis dan tawaku.
Bintang terindah, yang telah lama menetap di hatiku.
Sebelumnya maaf.
Mungkin jika suatu saat nanti kau menyadari:
bahwa tiap larik dalam surat ini tertulis dariku dan tertuju padamu, hal pertama yang akan muncul dibenakmu adalah bahwa aku ini aneh,bahkan berlebihan.
Dan jika memang benar begitu, sekali lagi aku minta maaf.
Sebenarnya memang tak seharusnya,
aku menulis sepucuk surat ini kepada seseorang yang jelas-jelas berada di depan mataku,
aku menulis sepucuk surat ini kepada seseorang yang jelas-jelas berada di depan mataku,
bicara langsung saja bisa kenapa harus surat?
Tapi tenang, aku punya alasan kuat tentang ini.
Bukan. Tentu bukan sekarang,
tulisan ini ada bukan untuk membahas tentang apa alasanku.
tulisan ini ada bukan untuk membahas tentang apa alasanku.
Secuil tulisan ini tercipta karna aku ingin mengatakan beberapa hal yang belum bisa kukatakan secara lisan; padamu tentu saja.
Yang pertama, tentang maaf.
Aku ingin meminta maaf, atas banyak hal.
Maaf, untuk semua sikapku yang mungkin
membuatmu merasa tak nyaman.
membuatmu merasa tak nyaman.
Maaf, jika tak jarang aku berpikiran kau membenciku.
Maaf, atas semua luka yang mungkin tak sengaja kutorehkan di bening hatimu.
Dan yang terpenting,
maaf atas semua kata maaf
yang masih belum mampu ku ucapkan secara langsung di depan matamu.
maaf atas semua kata maaf
yang masih belum mampu ku ucapkan secara langsung di depan matamu.
Lindungi aku dari bencimu, aku tak punya bekal apapun selain kata maaf.
Yang kedua, tentang terima kasih.
Aku benar-benar ingin berterima kasih padamu.
Terima kasih untuk tiap jengkal kebahagiaan
yang pernah kau sematkan di tiap hariku,
yang pernah kau sematkan di tiap hariku,
Terima kasih untuk tiap simpul senyum
yang pernah kau ukirkan di sendu wajahku,
yang pernah kau ukirkan di sendu wajahku,
Terima kasih untuk tiap warna
yang kau goreskan di kanvas kehidupanku,
yang kau goreskan di kanvas kehidupanku,
Dan terima kasih telah menjadi bagian
yang terpenting dari seuntai kisah hidupku,
yang terpenting dari seuntai kisah hidupku,
Kumohon ijinkan aku untuk tetap menjadikanmu sebagai ‘yang-terindah’. Meskibersamamu adalah kemustahilan.
Kukira itu saja,
selebihnya akan kukatakan secara langsung padamu
suatu saat nanti,
itupun jika kau bersedia untuk berbincang denganku.
selebihnya akan kukatakan secara langsung padamu
suatu saat nanti,
itupun jika kau bersedia untuk berbincang denganku.
0 komentar:
Posting Komentar